Layanan kesehatan mental makassar | Definisi Bipolar, ciri-ciri, dan cara penanganannya | 085399811180
Definisi
Bipolar, ciri-ciri, dan cara penanganannya
Dalam
ilmu psikiatri, bipolar disorder (gangguan bipolar) adalah gangguan mental yang
ditandai oleh perubahan suasana hati ekstrem antara episode mania atau
hipomania yang tinggi dan episode depresi yang dalam. Ini adalah salah satu
gangguan mood paling serius dan mempengaruhi berbagai aspek kehidupan
seseorang, termasuk emosi, perilaku, dan fungsi sosial.
Definisi
bipolar dalam ilmu psikiatri mencakup beberapa elemen utama:
1.
Perubahan
Suasana Hati: Bipolar disorder ditandai oleh
perubahan drastis dalam suasana hati seseorang, dari tingkat kegembiraan yang
sangat tinggi (mania atau hipomania) hingga tingkat keputusasaan yang dalam
(depresi).
2.
Episode
Mania atau Hipomania: Episode mania adalah periode yang
ditandai oleh suasana hati yang sangat tinggi, tingkat energi yang tinggi,
pemikiran yang melaju cepat, peningkatan aktivitas fisik, dan keputusan
impulsif yang mungkin berbahaya. Hipomania adalah bentuk yang lebih ringan dari
mania, tetapi tetap mengarah pada perubahan yang signifikan dalam perilaku dan
fungsi sosial.
3.
Episode
Depresi: Episode depresi dalam bipolar
disorder mirip dengan depresi mayor, dengan gejala seperti perasaan sedih yang
mendalam, kehilangan minat atau kesenangan dalam aktivitas yang biasanya
dinikmati, perubahan berat badan atau nafsu makan, gangguan tidur, kelelahan,
dan pikiran merugikan.
4.
Durasi dan
Intensitas: Episode mania, hipomania, dan
depresi dalam bipolar disorder biasanya berlangsung selama beberapa minggu atau
bulan dan dapat memengaruhi fungsi sehari-hari seseorang secara signifikan.
5.
Dampak pada
Fungsi Sosial: Gangguan bipolar seringkali
memengaruhi fungsi sosial, pekerjaan, dan hubungan interpersonal seseorang.
Orang dengan gangguan bipolar mungkin mengalami kesulitan dalam menjaga
hubungan yang stabil, menyelesaikan tugas-tugas pekerjaan, atau menjaga
keuangan mereka dalam kondisi yang baik.
Dalam ilmu psikiatri, diagnosis dan pengelolaan bipolar disorder dilakukan oleh profesional kesehatan mental yang terlatih, seperti psikiater atau psikolog klinis, dengan menggunakan kriteria diagnostik yang ditetapkan dalam Manual Diagnostik dan Statistik Gangguan Mental (DSM) atau Klasifikasi Internasional Penyakit (ICD).
Ciri-ciri pengidap Bipolar
Orang dengan
bipolar disorder dapat menunjukkan berbagai ciri-ciri yang bervariasi
tergantung pada jenis dan tingkat keparahan gangguan bipolar yang mereka alami.
Berikut adalah beberapa ciri-ciri umum dari orang yang menderita bipolar
disorder:
1. Perubahan Suasana Hati yang Ekstrem: Salah satu ciri utama bipolar disorder adalah
perubahan suasana hati yang ekstrem antara episode mania atau hipomania yang
tinggi dan episode depresi yang dalam. Saat dalam episode mania atau hipomania,
seseorang mungkin sangat gembira, hiperaktif, dan impulsif. Saat dalam episode
depresi, suasana hati mereka mungkin sangat sedih, putus asa, dan kehilangan
minat pada aktivitas yang biasanya mereka nikmati.
2. Perubahan Energi dan Aktivitas: Selama episode mania atau hipomania, seseorang
mungkin memiliki tingkat energi yang sangat tinggi, berbicara dengan cepat,
melakukan banyak aktivitas secara bersamaan, dan memiliki kebutuhan tidur yang
berkurang. Di sisi lain, selama episode depresi, energi dan minat untuk
melakukan aktivitas mungkin sangat rendah, dan seseorang mungkin merasa lelah
atau lemah sepanjang waktu.
3. Perubahan Pola Tidur: Selama episode mania atau hipomania, seseorang
mungkin mengalami kesulitan tidur atau merasa tidak memerlukan tidur yang
banyak. Di sisi lain, selama episode depresi, seseorang mungkin mengalami
insomnia atau tidur berlebihan.
4. Perubahan Berat Badan dan Nafsu Makan: Perubahan berat badan dan nafsu makan sering terjadi
selama episode mania atau depresi. Selama episode mania, seseorang mungkin
kehilangan nafsu makan dan mengalami penurunan berat badan. Di sisi lain,
selama episode depresi, seseorang mungkin mengalami peningkatan nafsu makan dan
mendapatkan berat badan.
5. Pikiran yang Terburu-buru atau Memutar: Selama episode mania atau hipomania, pikiran
seseorang mungkin melaju dengan cepat, dan mereka mungkin sulit berkonsentrasi
atau membuat keputusan. Mereka juga mungkin memiliki pemikiran yang tidak
realistis tentang kemampuan atau keberuntungan mereka. Selama episode depresi,
pikiran mereka mungkin dipenuhi dengan pikiran negatif atau merugikan tentang
diri mereka sendiri atau masa depan mereka.
6. Perubahan Dalam Aktivitas Seksual: Selama episode mania, seseorang mungkin memiliki
libido yang sangat tinggi dan mengambil risiko seksual yang tidak aman. Selama
episode depresi, minat untuk berhubungan seks mungkin hilang sama sekali.
7. Perubahan dalam Tingkat Produktivitas dan Fungsi
Sosial: Orang dengan bipolar
disorder sering mengalami perubahan dalam tingkat produktivitas mereka di
tempat kerja atau dalam kehidupan sehari-hari. Mereka juga mungkin mengalami
kesulitan dalam menjaga hubungan interpersonal atau menjalankan tanggung jawab
sosial mereka.
Penting untuk diingat bahwa tidak semua orang dengan bipolar disorder akan menunjukkan semua ciri-ciri ini, dan gejala-gejalanya dapat bervariasi dari satu individu ke individu lainnya.
Bipolar dari sudut pandang Ilmu Psikologi
Dalam psikologi,
gangguan bipolar dipahami sebagai kondisi yang melibatkan interaksi antara
faktor biologis, psikologis, dan lingkungan yang kompleks. Berikut adalah
beberapa perspektif psikologis yang dapat membantu memahami gangguan bipolar:
1. Teori Kognitif: Teori kognitif menekankan peran pola pikir dan interpretasi individu
terhadap pengalaman mereka dalam mempengaruhi suasana hati dan perilaku mereka.
Dalam konteks gangguan bipolar, pola pikir negatif atau distorsi kognitif
seperti generalisasi berlebihan, pemikiran hitam-putih, atau penyaringan mental
dapat berkontribusi pada episode depresi atau mania.
2. Teori Psikoanalitik: Teori psikoanalitik, yang dikembangkan oleh Sigmund
Freud, mengemukakan bahwa pengalaman masa kecil dan dinamika intrapsikis,
termasuk konflik antara id, ego, dan superego, dapat mempengaruhi perkembangan
gangguan mental. Dalam kasus bipolar disorder, faktor-faktor seperti pengalaman
traumatis atau konflik dalam hubungan interpersonal mungkin memiliki peran dalam
perkembangan kondisi ini.
3. Teori Perilaku: Teori perilaku menyoroti peran belajar dan lingkungan dalam membentuk
perilaku seseorang. Pola-pola perilaku yang menguatkan, termasuk respons
terhadap hadiah atau hukuman, dapat mempengaruhi kemungkinan seseorang
mengalami episode mania atau depresi dalam gangguan bipolar.
4. Teori Sosial: Teori sosial menyoroti peran lingkungan sosial dalam perkembangan
gangguan mental. Faktor-faktor seperti stres hidup, dukungan sosial, dan
interaksi interpersonal dapat memengaruhi risiko seseorang untuk mengalami
episode mania atau depresi dalam bipolar disorder.
5. Pendekatan Integratif: Pendekatan integratif dalam psikologi mengakui bahwa
gangguan bipolar melibatkan interaksi yang kompleks antara faktor-faktor
biologis, psikologis, dan lingkungan. Pendekatan ini menekankan pentingnya
penggabungan berbagai teori dan metode dalam pemahaman dan pengobatan gangguan
bipolar.
Melalui pendekatan
psikologis yang holistik dan beragam ini, para profesional kesehatan mental
dapat bekerja sama dengan individu yang mengalami gangguan bipolar untuk
menyediakan perawatan yang efektif dan holistik, yang melibatkan terapi
kognitif perilaku, terapi interpersonal, dukungan sosial, dan manajemen stres,
serta pengelolaan medis yang tepat.
Bipolar dari sudut pandang Ilmu kedokteran Jiwa
(psikiatri)
Dari sudut pandang
kedokteran jiwa, gangguan bipolar dipahami sebagai gangguan mental yang
kompleks yang melibatkan perubahan ekstrem dalam suasana hati, energi, dan
tingkat aktivitas seseorang. Berikut adalah beberapa aspek penting tentang
bipolar disorder dari perspektif kedokteran jiwa:
1. Diagnosis:
Diagnosis gangguan bipolar didasarkan pada kriteria diagnostik yang ditetapkan
dalam Manual Diagnostik dan Statistik Gangguan Mental (DSM) atau Klasifikasi
Internasional Penyakit (ICD). Diagnosis dilakukan oleh profesional kesehatan
mental yang berpengalaman, seperti psikiater atau psikolog klinis, yang
menggunakan wawancara klinis, pengamatan perilaku, dan riwayat medis untuk
menentukan apakah seseorang memenuhi kriteria untuk gangguan bipolar.
2. Tipe dan Subtipe: Gangguan bipolar dapat terjadi dalam berbagai tipe
dan subtipe, termasuk bipolar tipe I (dengan episode mania yang parah), bipolar
tipe II (dengan episode depresi dan hipomania), dan siklotimia (dengan perubahan
suasana hati yang lebih ringan tetapi persisten). Pembedaan antara jenis dan
subtipe gangguan bipolar penting untuk menentukan rencana pengobatan yang
tepat.
3. Pengobatan:
Pengobatan gangguan bipolar sering melibatkan kombinasi terapi obat dan
psikoterapi. Obat-obatan stabilisator suasana hati seperti litium atau
antikonvulsan sering digunakan untuk mengatur perubahan suasana hati, sedangkan
antipsikotik dan antidepresan juga dapat digunakan dalam beberapa kasus.
Psikoterapi seperti terapi kognitif perilaku, terapi interpersonal, atau terapi
keluarga dapat membantu individu belajar mengelola gejala mereka, meningkatkan
keterampilan pengendalian diri, dan memperbaiki hubungan interpersonal.
4. Manajemen Gejala: Manajemen gejala yang efektif dalam gangguan bipolar
melibatkan pemantauan yang cermat terhadap perubahan suasana hati, energi, dan
aktivitas, serta identifikasi pemicu episode mania atau depresi. Individu
dengan gangguan bipolar juga dapat memanfaatkan strategi pengelolaan stres,
menjaga pola tidur yang teratur, menghindari penggunaan zat-zat terlarang atau
alkohol, dan mengembangkan jaringan dukungan sosial yang kuat.
5. Pencegahan Bunuh Diri: Penting untuk menyadari bahwa individu dengan
gangguan bipolar memiliki risiko yang lebih tinggi untuk melakukan bunuh diri
daripada populasi umum. Oleh karena itu, identifikasi faktor risiko bunuh diri
dan intervensi pencegahan bunuh diri yang tepat merupakan bagian penting dari
manajemen gangguan bipolar.
Melalui pendekatan
holistik yang melibatkan diagnosis yang tepat, perawatan medis yang sesuai, dan
dukungan psikososial yang berkelanjutan, banyak individu dengan gangguan
bipolar dapat mengelola gejala mereka dengan baik dan menjalani kehidupan yang
produktif dan memuaskan
Apakah hipnoterapi dapat membantu proses pengobatan
pengidap bipolar?
Sejauh ini, bukti
ilmiah yang mendukung efektivitas hipnoterapi sebagai pengobatan utama untuk
gangguan bipolar masih terbatas. Gangguan bipolar adalah kondisi kompleks yang
melibatkan interaksi antara faktor biologis, psikologis, dan sosial, dan
pengelolaannya biasanya memerlukan pendekatan terpadu yang melibatkan berbagai
modalitas perawatan, termasuk terapi obat dan psikoterapi.
Meskipun ada
beberapa penelitian kecil yang menunjukkan bahwa hipnoterapi dapat membantu mengurangi
gejala depresi dan kecemasan pada beberapa individu, bukti yang ada belum cukup
kuat untuk mendukung penggunaan hipnoterapi sebagai pengobatan utama atau
tunggal untuk gangguan bipolar. Terlebih lagi, penggunaan hipnoterapi dalam
pengobatan gangguan bipolar memerlukan hati-hati dan pertimbangan yang cermat.
Ada beberapa
pertimbangan yang perlu dipertimbangkan sebelum memutuskan untuk menggunakan
hipnoterapi sebagai bagian dari pengelolaan gangguan bipolar:
1. Konsultasi dengan Profesional Kesehatan Mental: Penting untuk berkonsultasi dengan profesional
kesehatan mental terkait sebelum memulai hipnoterapi. Mereka dapat membantu
mengevaluasi apakah hipnoterapi sesuai untuk situasi individu tersebut dan
apakah itu dapat digabungkan dengan perawatan yang ada.
2. Pentingnya Pendekatan Terpadu: Gangguan bipolar seringkali memerlukan pendekatan
terpadu yang mencakup terapi obat, psikoterapi, manajemen stres, dan dukungan
sosial. Hipnoterapi, jika digunakan, sebaiknya menjadi tambahan atau pelengkap
dari perawatan utama.
3. Resiko dan Keamanan: Ada potensi risiko terkait dengan penggunaan
hipnoterapi pada individu dengan gangguan bipolar. Hipnoterapi dapat memperkuat
pikiran atau emosi yang negatif, atau memicu episode mania atau depresi jika
tidak dilakukan dengan hati-hati oleh terapis yang terlatih.
4. Perawatan yang Berbasis Bukti: Karena bukti ilmiah yang mendukung efektivitas
hipnoterapi untuk gangguan bipolar masih terbatas, penting untuk
memprioritaskan perawatan yang didukung oleh bukti-bukti yang kuat.
Secara
keseluruhan, penting untuk mendekati penggunaan hipnoterapi dalam pengobatan
gangguan bipolar dengan hati-hati dan kritis. Konsultasikan dengan profesional
kesehatan mental terkait untuk mendapatkan saran yang sesuai dengan kebutuhan
dan kondisi individu.
Writer,
Admin Hypno Care
Mental health and Care